"Pulang itu seperti mengecilkan volume, sehingga saya bisa mendengar diri sendiri lagi."
Steve Jampijinpa, dari dokumenter, Milpirri, Winds of Change
Di manakah tempat anda dapat "pulang", dimana keributan kehidupan sehari-hari dapat diredam sehingga anda dapat lebih membumi, mengumpulkan pikiran anda, mendengar diri sendiri? Ketika orang bermeditasi, mereka sering menggambarkannya sebagai suatu rasa kembali ke diri sendiri. Hidup tetaplah sibuk, permintaan dari orang-orang lain terhadap diri sendiri mereka tidaklah berkurang, tetapi ada rasa seperti hidup dari pusat inti mereka, bukannya hanya diombang-ambing oleh kehidupan. Rumah bisa berupa tempat fisik dimana kita merasa nyaman, santai, tidak harus membuktikan diri atau menjadi orang spesial. Kita dapat juga mengkultivasi suatu rasa pulang ke rumah melalui ritual, refleksi, mengambil waktu jeda. Pulang adalah dimana kita berkoneksi kembali dengan nilai-nilai terdalam kita, dengan apa yang benar-benar penting bagi kita. Namun sangatlah mungkin untuk berlari selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun tanpa berhubungan dengan rasa pulang ke rumah ini.
Rumah adalah ruang dimana batin kita merasa terpupuk, dimana kita merasa bebas untuk mengekspresikan diri, untuk bereksplorasi dan merasa aman. Bisa jadi ini berarti menyanyi di paduan suara mingguan, duduk di bawah pohon dan menulis diari, pergi ke tempat tertentu di alam bebas, bermeditasi atau berlatih spiritual, berkebun di taman, berbagi masakan rumahan. Ini dapat berarti berkumpul dengan keluarga atau dengan sekelompok orang yang berpemikiran serupa, atau berada di tempat dimana kita menikmati kesendirian. Pulang rumah akan terlihat berbeda bagi kita semua, tetapi pulang datang dari rasa mendalam tentang cinta dan penerimaan. Kita berkelana ke dunia untuk berkontribusi dan mencapai sesuatu, tetapi semoga kita memiliki sarang dimana kita merasa dihargai hanya untuk siapa diri kita sendiri, bukannya untuk kesibukan kita, untuk pengorbanan dan pencapaian kita.
Rumah bukanlah tempat statis, yang bisa kita terima begitu saja tanpa menghargai. Kita mungkin temukan kita perlu secara sadar menyediakan ruang dalam hidup kita, untuk mengingatkan diri kita secara berkala untuk "pulang". Namun kita mungkin juga terjebak di sana, mengharapkan keamanan dan kenyamanan dengan mengorbankan pencapaian potensi kita. Seperti yang selalu terjadi, ini adalah soal keseimbangan, yang akan berbeda untuk masing-masing orang dan berbeda di waktu berbeda dalam perjalanan hidup kita. Namun jika kita tidak pernah meluangkan waktu untuk "pulang", kita dapat kehilangan koneksi dengan nilai-nilai terdalam kita dan merasa terputus dan sendirian.
Pulang tidaklah kompleks atau sulit. Ya, ini mungkin memerlukan pengaturan waktu kita, menciptakan kondisi-kondisi yang tepat. Namun begitu kita telah membuat suatu komitmen untuk pulang, kita mungkin menikmati kesederhanaannya, lebih dari segala hal lain. Sebagai manusia kita memiliki kecenderungan untuk membuat hidup kita terlalu kompleks. Pulang tak lain hanyalah mengecilkan volume, agar kita dapat mendengar diri kita lagi.
Photo oleh Anja Tanhane.
Diedit oleh COnstance Ellwood.
Juga, baca "Kindhearted Compassion" oleh Anja di ABW blog disini.
No comments:
Post a Comment