Kelahiran Buddha, Pakistan (Gandhara) Abad ke-2 setelah masehi |
Jurnal berjudul Sati Journal adalah publikasi oleh Sati Center for Buddhist Studies [di Amerika Serikat]. Pusat ini mendukung studi ajaran-ajaran Buddhis dengan perspektif yang menyeimbangi penyelidikan ilmiah dengan praktek meditasi serius. Dengan keyakinan bahwa studi dan praktik bekerja bersamaan dalam memperdalam latihan seseorang dan menunjang pencerahan, tujuan Sati Center adalah untuk membantu para peserta mengekslorasi teks-teks Buddhis asli dan mengapresiasi kekayaan tradisi dan ordo.
Pada musim gugur tahun 2011, saya sangat gembira ketika Gil Fronsdal dan Jeff Hardin meminta saya untuk menjadi editor tamu untuk satu edisi yang didedikasikan untuk para wanita di Buddhisme. Berikut ini adalah sinopsis dari pendahuluan di edisi ini. Dalam memilih tulisan [untuk dimuat], saya memutuskan untuk melakukan pendekatan pada topik wanita Buddhis melalui lensa tiga tema yang saling berhubungan: cendikia Buddhis zaman dulu, representasi simbolis tentang jender, dan pemimpin-pemimpin kontemporer yang penuh inspirasi. Edisi ini memuat esai-esai oleh Rita Gross, Noa Ronkin, Dawn Neal, Jetsunma Tenzin Palmo, Ajahn Amaro, dan Bhikkhu Analayo.
Nona Sarana dengan bhikkhuni muda di Dongyu Gatsal Ling |
* * *
Secara historis dan kultural hingga hari ini, para wanita biasanya adalah perespon pertama pada kebutuhan keluarganya, komunitasnya, dan pekerjaannya. Sangat merendahkan hati melihat para wanita memenuhi segala kebutuhan sehari-hari dan tetap mampu terlibat dalam proyek-proyek kreatif. Relevan dengan tema di edisi ini untuk merefleksi betapa banyak yang dicapai para wanita dan betapa banyak orang yang mereka inspirasi untuk melayani, tak peduli apakah mereka menerima pengakuan untuk upaya mereka atau tidak.
Hingga akhir-akhir ini, siapapun yang menyelidiki sejarah Buddhisme segera menyadari betapa sulitnya mendapatkan informasi tentang hidup dan kontribusi para wanita Buddhis. Meskipun beberapa aliran Buddhisme menjunjung dewi-dewi, atau “divine feminine,” namun murid-murid para guru pria, serta wanita-wanita biasa umumnya terlewati. Hal apa selain kebutuhan hidup sehari-hari yang mungkin telah menutupi kontribusi para wanita pada Buddhisme.
Di Vaishaili dengan Jetsunma Tenzin Palmo |
Khususnya selama lebih dari 30 tahun belakangan ini, ketertarikan dan dukungan pada perjuangan dan pencapaian pada wanita Buddhis meningkat pelan namun pasti. Pada tahun 1970an, cendikia seperti Diana Paul, Nancy Auer Falk, Bhikkhunī Dhammanandā (Chatsumarn Kabilsingh), dan Rita Gross mulai mengupas sejarah wanita-wanita dalam Buddhisme, membangun pondasi metodologi yang digunakan untuk mempelajari orang-orang yang terhapus dari sejarah. Para monastik wanita seperti Ayya Khemā, Karma Lekshe Tsomo, dan Jetsunma Tenzin Palmo mulai menelisik ketidaksetaraan, penghalang-penghalang kultural, dan kondisi hidup para biarawati yang seringkali menyedihkan—penguakan-penguakan yang mendorong peningkatan perhatian dan dukungan. Wanita-wanita Buddhis awam di Barat, terutama Ruth Denison, Sharon Salzburg, Joan Halifax, dan Christina Feldman mengeluarkan upaya mereka dalam mengajar dan mendirikan pusat-pusat latihan masyarakat. Dengan bahagia, wanita-wanita ini telah menginspirasi banyak orang, baik wanita maupun pria. Satu generasi baru wanita-wanita, penuh dengan antusiasme untuk belajar dan mempraktekkan Dharma, menikmati kesempatan-kesempatan yang akan mempertahankan kelangsungan kemajuan-kemajuan penting ini.
Goa Ajanta |
Link pada PDF untuk seluruh isi jurnal ada di http://www.sati.org/sati-journal/ dengan opsi untuk memesan versi cetak dari Amazon.
Nona Sarana Olivia: Pendeta Buddhis yang Sudah Ditahbiskan
Nona Sarana Olivia memiliki dua anak laki-laki dan dua cucu. Ia telah menjadi murid Buddhisme dan praktisi meditasi selama beberapa puluh tahun, dan ia adalah pendeta Buddhis. Dengan gelar PhD dari Brown University, ia mengajar di berbagai universitas, termasuk yang terakhir di University of Colorado di Boulder. Nona sering diundang untuk memberikan ceramah di area keahliannya yaitu tentang peran wanita di tradisi-tradisi agama kuno. Ia adalah sukarelawan hospis dan editor pro bono bagi penulis-penulis Buddhis. Ia mengkombinasikan kegemaran berpelancong dan mengajar dengan menghabiskan waktu bersama biarawati-biarawati muda di biara Dongyu Gatsal Ling, yang didirikan oleh Jetsunma Tenzin Palmo, dengan mengorganisasi perpustakaan dan memberikan pelatihan sistem keperpustakaan pada mereka.
Photo pertama: Birth of the Buddha. Pakistan (ancient region of Gandhara, probably Takht-i-Bahi), 1987.417.1 in Heilbrunn Timeline of Art History. New York: The Metropolitan Museum of Art,
2000–. http://www.metmuseum.org/toah/works-of-art/1987.417.1. October 2006; OASC, www.metmuseum.org
Photo kedua oleh Nancy Porter; koleksi Nona Sarana Olivia
Photo ketiga oleh Aileen Berry; koleksi Nona Sarana Olivia
Photo keempat oleh Cristina Cesa; koleksi Nona Sarana Olivia
No comments:
Post a Comment