Monday, March 9, 2015

Sejarah Wanita dalam Buddhisme Indonesia: Pengantar

12 Monumen & Situs di Jawa yang Berhubungan dengan Wanita Buddhis & Bhikkhuni


Ekstrak Artikel Tempat Bersejarah: Tathālokā Bhikkhuṇī, 
Peta: Ānandajoti Bhikkhu, 
Pengantar: Ādhimuttā Bhikkhuṇī and all, 
Layout: Ānagarikā Michelle 

Komunitas monastik dan umat awam Buddhis dari seluruh dunia tengah bersiap-siap berkunjung ke Indonesia untuk menghadiri Konferensi Sakyadhita ke-14 di Yogyakarta. Bagi yang tertarik pada sejarah wanita Buddhis dan Sangha Bhikkhuṇī/Bhikṣuṇī masa lampau di Indonesia, kami akan berbagi info tentang beberapa tempat-tempat bersejarah yang layak dikunjungi.

Ini akan memperkaya pengalaman para peserta Konferensi melalui pembelajaran intelektual maupun melalui pengalaman langsung, dan agar orang-orang yang tidak dapat hadir dapat pula belajar dan meningkat pengetahuannya dan mendapatkan manfaat dari jauh.

Bulan-bulan sebelum Konferensi di Borobudur di bulan Juni nanti, yaitu dari Maret hingga Mei, kami akan meluncurkan serangkaian post yang diringkas dari jurnal karya Ayyā Tathālokā's "Light of the Kilis: Our Ancient Bhikkhuṇī Ancestors", yang diriset dan dipersiapkan untuk Konferensi Sakydhita-Borobudur.

Post yang berisi ekstrak ini akan memberikan informasi mendalam tentang berbagai aspek Sejarah Wanita dalam Buddhisme di Indonesia, banyak yang berhubungan dengan tempat-tempat bersejarah yang dibicarakan di sini.

Lokasi terakhir, Borobudur dan sekitarnya, akan diangkat dan dipresentasikan di Konferensi itu sendiri, dan para peserta akan mengunjungi Candi Borobudur. Saat Konferensi, kami berharap untuk menawarkan panduan dalam bentuk pdf yang dapat diunduh yang berisi sejarah dan seni dari tempat-tempat bersejarah yang berhubungan dengan para wanita Buddhis Indonesia yang kita bicarakan di blog post yang disajikan di serial ini.

Peta dan informasi di sini memberikan pengantar singkat tentang beberapa lokasi di Jawa yang kami rasa akan bermanfaat untuk diketahui terlebih dahulu, dan mungkin dapat direncanakan untuk dikunjungi. 

I. Yogyakarta (Daerah penyelenggaraan Konferensi Sakyadhita: Dataran Prambanan dan Yogyakarta)
II. Malang (Kota Malang dan sekitarnya)
III. Jakarta

Tempat-tempat bersejarah wanita-wanita dalam Buddisme - Pulau Jawa. Peta oleh Bhikkhu Ānandajoti. Untuk peta-peta lainnya yang berhubungan dengan sejarah Buddhis, silakan kunjungi “Maps of the Ancient Buddhist World”  http://www.ancient-buddhist-texts.net/Maps/MP-index.htm.

I. Area Yogyakarta

1. Candi Kalasan Tārā Bhavanam
Monumen Ārya Tārā
Prasasti Terkuno Tārā di dunia
Candi Tertua di Dataran Prambanan

Ārya Tārā image over the lintel at Tārā Bhavanam / Candi Kalasan.
Photo credit: https///naliam.files.wordpress.com/2009/04/candikalasan2528172529.jpg
Tārā Bhavanam, yang lebih dikenal dengan nama Candi Kalasan, (juga dikenal sebagai Candi Kalibening), adalah situs prasasti terkuno tentang Tārā buddha perempuan di dunia. Ia juga adalah candi Buddhis pertama dan tertua yang ditemukan di Dataran Prambanan (di daerah Yogyakarta). Di sana terdapat tulisan Sanskirt Siddham yang amat langka, berasal dari abad 778 Masehi, yang menyatakan koneksi-koneksi langsung antara tradisi Buddhis Jawa, China, Jepang, dan Korea, dan sangat mungkin berhubungan dengan masa kepemimpinan Ratu Tārā yang memiliki hubungan dengan Dinasti Pala di India.

Resources:
1. Kalasan Wikipedia Page
2. Map
3. Kalasan inscription


2. Candi Plaosan
Dual Cloister (Men’s and Women’s) Monastery/Shrine
Ubhato Sangha Bhikkhus’ and Bhikkhuṇīs’ Monastery

Menurut prasasti, vihara dengan dua sangha Candi Plaosan didirikan demi arus imigran India dari Gujarat. Candi itu memiliki vihara bagian utara (Plaosan Lor) yang diduga adalah tempat untuk monastik pria karena adanya gambar-gambar pria, dan vihara bagian selatan (Plaosan Kidul) diduga adalah monastik wanita karena gambar-gambar wanita.

Kompleks besarnya melingkupi keduanya, ditambah dengan area bersama di antara keduanya. Situs ini membawa kemiripin dengan kompleks vihara goa pahat yang terkenal, yaitu Ajanta dan Ellora, di Ghats Barat Maharashtra di India. Plaosan didirikan oleh "Ratu Baginda" Buddhis -- Śrī Kahulunnan, yang mungkin adalah Ratu Tārā atau anak perempuan dari Ratu Śrī Sanjiwana Pramodhawardhani.

Resources:
1. Plaosan Wikipedia page
2. MapPlaosan images
3. “Unveiling Bhikkhunis in Oblivion” oleh Rupali Mokashi
4. Article on Candi Plaosan dual monastery
5. Image of Tārā at Candi Plaosan, Plaosan Sita Mañjughoṣa Mañjuśrī image
6. Queen Śrī Sanjiwana Pramodhawardhani’s personal memorial temple: Candi Sajiwan (Sojiwan)


3. Candi Sewu 
Candi Keharmonisan Religius Mañjuśrī

Prāsāda Vajrāsana Mañjuśrī-gṛha di Candi Sewu
Photo credit: https://kartuwayang.wordpress.com/2013/05/23/candi-sewu/ 

Ratu Baginda Buddhis Śrī Kahulunnan juga mendirikan candi-candi pervara di Candi Mañjuśrī temple. Candi/vihara ini didedikasikan secara utama untuk keharmonisan religius antara Triratana Buddhis dan Trimurti Hindu, dimana keduanya dipresentasikan di tengah rupa Mañjuśri. Nama lengkap candi itu adalah Prāsāda Vajrāsana Mañjuśrī-gṛha dan secara umum dikenal sebagai Candi Sewu. Candi Sewu, diketahui melalui prasasti-prasasti, telah didedikasikan sebagai vihara dan dipersembahkan kepada monastik Sangha Buddhis.

Resources:
1. Candi Sewu Mañjuśri image (sekarang ada di Museum Tropen)
2. Original layout of Candi Sewu with surrounding pervara temples
3. Candi Sewu aerial view


4. Candi Borobudur

Dikenal dengan nama Candi Borobudur, monumen terkenal secara global ini awalnya bernama Kamūlān Bhūmisambhāra “Monumen Tingkat-tingkat [Jalan].” Menurut prasasti-prasasti, Ibunda Ratu Buddhis Śrī Kahulunnan mendirikan dan meresmikan sīma ini dan memberikan dana-dana religius di Borobudur. Gambar-gambar bhikkhuṇī/bhikṣuṇī ada di tiga level/tingkat di monumen ini—yaitu di level Jātaka, Divyāvadāna, and Gandavyūha levels—dan kemungkinan adalah gambar-gambar hidup paling tua yang ditemukan tentang bhikkhu/bhiksu lokal/india dan sangha bhikkhuni/bhiksuni masa ini.

Bhikkhuṇī Candraprabhā dan para penasihat memperingatkan raja. Tingkat Jātaka Candi Borobudur. Gambar-gambar bhikkhuṇīs dan Bhikkhuṇī Sangha muncul di tiga tingkat di Borobudur.
Photo credit: Ven Bhikkhu Ānandajoti, Photodharma: http://www.photodharma.net/Indonesia/04-Jataka-Level-1-Top/images/Jataka-Level-1-Original-00052.jpg. 

Dewī Tārā di Borobudur. Ratu Tārā adalah "putri Raja Dharmasētu (atau
Varmasētu) dari ras lunar (bulan) dan menyerupai Tārā sendiri” (Hiranda Sastri 1924:326) 
Photo credit: http://en.wikipedia.org/wiki /Tara_(Buddhism)#mediaviewer/
File:Tara_Borobudur_2.jpg

5. Gedung Songo & Dieng Plateau
Candi Tertua di Indonesia, didirikan oleh Ratu Sima

Ratu Sima (Ratu Shima, Skt: Siṃha) dari Kalinga (Holing, 訶陵) dikenal luas untuk kesetaraan, kejujuran dan keadilan yang ketat beliau. Beberapa kebijakannya terus menginspirasi hukum dan pemerintahan Singapore (Simhapura) masa kini. Kalinga Indonesia diperkirakan dinamai berdasarkan Kalinga, saat ini disebut Odissa dan Andhra Pradesh, di India. Nama ini masih dipertahankan di Kota Keling masa kini. Ratu Sima dikenal telah mendirikan empat kompleks candi tertua di Indonesia di Dataran Dieg dan Gedung Songo (puncak bukit di atas stasiun Ambarawa dari jaman Belanda). Putrinya Parvati, pendiri kerajaan Tarumanegara/Dhamanagara yang bertetanggaan, dimana prasasti bahasa Jawa tertua ditemukan.
JarakDariKe
80 kmBorobudurDieng Plateau
59 kmBorobudurGedung Songo
Resources
1. Map for both Kalinga and Tarumanegara
2. Images of earliest Javanese inscriptions
3. Queen Sima of the Kalingga
4. Gedung Songo templestemples of Dieng Plateau


6. Ratu Boko Abhayagiri-vihāra
Biara Internasional Kuno untuk Monastik Abhayagiri-vihāra Sri Lankan 


Candi Ratu Boko terletak di atas bukit di Dataran Prambanan dan adalah situs kuno Abhayagirivihāra. Prasasti yang berasal dari abad 792-3 Masehi menghubungkan situs ini dengan monastik Abhayagirivihāra Internasional dari Sri Lanka, yang kepadanya-lah situs ini dipersembahkan awalnya. Situs ini juga didedikasikan kepada Padmapāṇi Avalokiteśvara, dan terdapat gua petapa pria (gua lanang) dan gua petapa wanita (gua wadon).  Mungkin situs ini adalah tempat bagi petapaan dan meditasi sebelum didirikannya vihara pada abad ke-8.

Resources:
1. Ratu Boko UNESCO World Heritage Site
2. Ratu Boko inscriptions: IIIII


II. Malang dan Sekitarnya



7. Ken Dedes Monument
Patung Modern Prajñāpāramitā dari Ken Dedes dan Taman

Ken Dedes disanjung oleh seorang suci sebagai Ardhanārīśwari (Skt: Ardhanārīśvara); dan seorang Strī Nareśwarī (“Wanita Humanitas”), dengan kekuasaan yang ditemukan dalam satu dinasti kerajaan. Ken Dedes dikenal sebagai figur seminal dalam sejarah Jawa, karena ia dianggap bukan hanya sebagai ratu pertama dinasti Singhasari (Singosari) dynasty, tetapi juga leluhur matriakal dari beberapa abad kepemimpinan keturunan Singhasari dan Majapahit.

Ken Dedes Prajñāpāramitā Memorial Park, Malang
Photo credit: https://auvijanfamily.wordpress.com/2012/06/12/weekend-di-museum-nasional-ri/ 
Resources:
1. Ardhanarishvara Wikipedia page
2. Kendedes Monument (with contemporary image), Malang, East Java
3. Map


8. Candi Singosari
Situs makam patung Gāyatrī Rājapatni Prajñāpāramitā
Monumen pendiri kerajaan Singosari Majapahit yang berhubungan dengan Ken Dedes dan Gāyatrī Rājapatni

Gāyatrī Rājapatni (Gayatri Rajapatni) adalah peribuan dari kerajaan Majapahit, dan pensiun di masa tuanya ke dalam kehidupan bhikkhuṇī setelah menyerahkan tampuk kerajaan kepada putrinya Tribhuvana Wijayatunggadevi sebagai rajāputrī. Kamal Pandak disucikan oleh master Buddhist Jñanawidhi sebagai Prajñāpāramitā-puri pada tahun 1362 sebagai penghormatan kepada Gāyatrī Rājapatni. Candi Singosari juga dikenal sebagai situs berdirinya Kerajaan Majapahit, dan oleh karena itu juga sangat dekat dengan Ken Dedes. Di sanalah ditemukannya Gāyatrī Dharmacakrapravartana-mūdra (“Turning the Wheel of the Dharma”) Prajñāpāramitā image no. 2, yang sekarang sudah tidak berkepala, yang saat ini berada di Rijksmuseum di Belanda.

Resources:
1. Image found at Singosara (now at Rijksmuseum)
2. Map


9. Candi Jago aka Candi Jajagyu
Five-peaked Rock temple modelled on Mt. Meru
Original site of Amoghapāśa Sādhana Bhrikutī

Gambar Bhrikutī (Bhṛkutī) dulunya ada di Candi Jago (Candi Jajagyu) di Malang, namun saat ini ada di Rijksmuseum di Belanda. Di candi ini, teman-teman Bhrikutī’ di dalam teks-teks meditasi Sakyaśrībhadra Amoghapaśa Sadhana ditemukan, yaitu Tārā Hijau yang penuh welas-asih dan Sudhana-kumāra di satu tangan Amoghapāśa Avalokiteśvara serta Bhrikutī dan Hayagrīva di tangan lainnya—satu pentagonal yang dikelilingi oleh lima dhyāni buddhas laki-laki dan perempuan beserta lima puncak. Dalam Amoghapāśa Sādhana yang direpresentasikan di sini, Bhrikutī dan Hayagrīva merepresentasikan sisi keras dari welas-asih untuk menyeimbangi kelembutannya.

Resources:
1. Jago Temple Wikipedia page
2. Candi Jago Bhrikutī at the Rijksmuseum
3. Candi Jago Amoghapāśa Avalokiteśvara at the Metropolotin Museum of Art (very similar in appearance and implements to Bhrikutī)
4. Who is Amoghapāśa Avalokiteśvara (Ch. 不空羂索, Tib. Don yod zhags pa)?
5. Map


10. Gua Saelomangleng Ascetic Caves of Kili Devi Suci

Gua Saelomangleng  untuk Devi Kili Suci di Kediri yang
terletak di Gunung Klothok
Photo credit: http://www.thearoengbinangproject.com/
gua-selomangleng-kediri/
Gua Saelomangleng dikenal luas dalam hubungannya dengan Putri Sanggramawijaya, yang di kemudian hari lebih terkenal sebagai petapa wanita/bhikkhuṇī dengan nama Devi Kili Suci. Menurut Babad Tanah Jawi, gua-gua ini adalah situs tempat menghabiskan pensiun dininya ke dalam kehidupan monastik, petapaan dan auto-asimilasi ke dalam Buddhaloka. Gua-gua Selomangleng terletak di kaki Gunung Klothok, sekitar 5 km dari Kota Kediri, dan saat ini terbuka untuk pengunjung. Ini adalah situs spesial untuk mengenal kehidupan petapaan-gua Indonesia kuno. Ada beberapa patung-patung Devi Kili Suci kontemporer di sekitar sana, juga ada di Museum Airlangga.
JarakDariKe
244 kmYogyakartaGua Selomangleng
Resources:
1. Map


11. Candi Gāyatrī  di Boyolangu
Ruins of Mortuary Monument of Gāyatrī Rājapatni as Prajñāpāramitā


Tanah yang disucikan sebagai Viśeṣa-pura, Candi Gāyatrī di Boyolangu.
Photo credit: https://travellers2009.wordpress.com/2011/01/01/membentangkan-sayap-hingga-candi-candi-tulungagung/.
Candi Gāyatrī di Boyolangu disucikan sebagai Viśeṣa-pura oleh Master Jñanawidhi sekitar 12 tahun setelah wafatnya Ratu Gāyatrī Rājapatni’s sebagai seorang bhikkhuṇī. Patung makam Gāyatrī Rājapatni yaitu patung Prajñāpāramitā didirikan dan diabadikan di sana. Puing-puing candi ditemukan di desa Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur. Patung-patung lainnya dari candi ini telah dipindahkan ke Museum Regional Tulungagung di dekat sana dan dapat dikunjungi di sana.
JarakDariKe
229 kmYogyakartaCandi Gayatri
Resources:
1. Imagesmore images
2. * Candi Gayatri, dusun Boyolangu, kalurahan Boyolangu, kecamatan Boyolangu, kabupaten Tulungagung, Jawa Timur


III. Jakarta

12. Museum Nasional Jakarta
Tempat patung Prajñāpāramitā yang terkenal
Patung Prajñāpāramitā yang terkenal di Museum Nasional Jakarta (l) dari sampul buku Earl Drake’s Gayatri Rajapatni: Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit.

Patung Prajñāpāramitā yang asli dan sering-dicontoh, yang berasosiasi dengan Gāyatrī Rājapatni dan Ken Dedes, telah dikembalikan dari Eropa dan saat ini disimpan di Museum Nasional Jakarta. Patung ini diduga dulunya dipuja dan ditemukan di Candi Singosari atau Candi Jago. Masih banyak patung-patung lain dari masa ini yang telah diselamatkan dan dilestarikan di Museum Nasional Jakarta.

Resources:
1.  Map for Jakarta National Museum
2. “Uncovering the Woman Behind Majapahit” in the Jakarta Post
3. Related Prajnaparamita image by Ajahn Vimalo with contemporary bhikkhuṇīs at Aloka Vihara

__

Artikel lainnya dalam seri "Sejarah Wanita dalam Buddhisme Indonesia":
1. Bagian 2: Bhikkhuṇīs dan Pertapa Perempuan Indonesia: Kilasan Sejarah dan Survei Terminologi
2. Bagian 3: Bhikkhuṇī Manimekalai dari India Selatan ke Jawa
3. Bagian 4: Jaringan Buddhis Internasional,  Kepemimpinan  Bhikkhunīs dan Wanita di Laut Indonesia Selatan pada Abad Ke-5 hingga Ke-7
4. Bagian 5: Misteri Dewi Kili Suci – Putri Mahkota Bhikkhuni Petapa Abad Ke-11 dan Goa Selomangleg

__

Ayyā Tathālokā Bhikkhuṇī (sans diacritics Ayya Tathaaloka)

Yang Mulia Bhikkhuṇī  Tathālokā adalah seorang bhikkhuṇī  Theravada asal Amerika. Ia adalah cendikiawan dan guru monastik Buddhis. Ia adalah co-founder LSM Dhammadharini (Women Upholding the Dhamma), Asosiasi Bhikkuni Amerika Utara, dan Aranya Bodhi Hermitage. Ia juga dikenal sebagai penasihat monastik senior untuk Sakyadhita USA dan the Alliance for Bhikkhunis. Ia adalah pemenang Penghargaan 2006 Outstanding Women in Buddhism Award dan cendikiawan yang memberikan paparan di 2007 International Congress on Buddhist Women's Role in the Sangha tentang area spesialisasinya: Sejarah Bhikkhuni Sangha dan Bhikkhuni Vinaya. Ayyā Tathālokā melayani sebagai guru penahbis untuk penahbisan bhikkhuni historis yang diadakan di Western Australia dan di Northern California antara tahun 2009 dan 2014. Ia saat ini bekerja dengan Dhammadharini support foundation untuk mendirikan vihara permanen bagi Dhammadharini Bhikkhuni Sangha di Northern California di utara Area San Francisco Bay Area (lihat dhammadharini.net).

No comments:

Post a Comment